Kamis, 11 Oktober 2012


HIDROKARBON AROMATIK

hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan ganda di antara atom-atom karbonnya. Konfigurasi 6 atom karbon pada senyawa aromatik dikenal dengan cincin benzena. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik atau polisiklik. Senyawa hidrokarbon aromatik, meliputi; benzena, toluen, etil benzen, xylen(sebagai BTEX), fenol dan kresol. Senyawa – senyawa ini berbasiskan pada gugusan cincin yang tersusun oleh enam atom karbon. Senyawa aromatik ditandai dengan sifat ikatan antar atom karbon dalam cincin, yaitu ikatan tunggal dan ikatan ganda.

Struktur utama senyawa aromatik yang menjadi dasar sifat-sifat kimianya adalah cincin benzena. Cincin benzena biasa digambarkan sebagai segi-enam beraturan dengan tiap sudut ditempati oleh atom C yang mengikat satu atom H dan ikatan rangkap yang berselang-seling antara dua atom C yang berurutan (lihat gambar di bawah ini). Gambaran ini sempat menguasai senyawa aromatik untuk beberapa puluh tahun sebelum akhirnya diubah karena sifat-sifat utama ikatan rangkap tidak tampak pada gambaran struktur benzena sebelumnya. Hidrokarbon aromatik banyak pula terdapat dalam minyak bumi. Contoh senyawa hidrogen aromatik sebagai berikut :




Hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzena. Senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya dan polimer molekul rantai panjang gugus berulang. Benzena (C6H6) adalah hidrokarbon induk dari senyawa yang sangat stabil yang dikenal sebagai senyawa aromatik. Dalam benzena, menyiratkan struktur yang sangat tak jenuh. Misalnya, bandingkan jumlah hidrogennya dengan heksana, C6H14, atau sikloheksana C6H12, yang keduanya memiliki enam karbon tetapi jenuh.
Meskipun rumus molekulnya demikian, benzena pada umumnya tidak berperilaku seperti senyawa tak jenuh. Misalnya, senyawa ini tidak menghilangkan warna larutan bromin seperti layaknya alkena dan alkuna, atau mudah dioksidasi oleh kalium permanganat. Benzena juga tidak menjalani reaksi adisi yang khas untuk alkena atau alkuna. Sebaliknya, reaksi utama benzena ialah substitusi. Contohnya bila diolah dengan bromin dengan bantuan feri bromida sebagai katalis, benzena menghasilkan bromobenzena dan hidrogen bromida.
 Menurut Friedrich August Kekule, Jerman (1865), struktur Benzena dituliskan sebagai cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap yang berselang seling. Benzena tidak sama dengan bensin. Benzena merupakan senyawa golongan aromatik dikenal aromatik karena berbau sedap, sedangkan bensin merupakan campuran senyawa alkana.
Tatanama Benzena yaitu : monosubstitusi (satu sustituen), disubstitusi (dua substituen) dan polisubstitusi (lebih dari dua substituen). Benzena mudah disubstitusi, Reaksi substitusi pada Benzena diantaranya substitusi aromatik elektrofilik. Substitusi pertama terdiri dari Halogenasi, Nitrasi, Sulfonasi, Alkilasi dan Asilasi.Substitusi kedua, yaitu Benzena monosubstitusi mengalami lagi substitusi, sehingga menghasilkan disubstitusi, dimana produk disubstitusi tergantung pada substituen pengarah orto,meta dan para.

Tatanama Senyawa Aromatik


a.      Tata nama satu substituen
Cl                                 OH                                    CH3
Kloro benzena             Hidroksi benzena                    Metil benzena
Fenil klorida                   Fenil alkohol                            Toluen
Fenol
NO2 NH2
Nitro benzena        Amino benzena
Fenil Amina
Anilina

b.      Tata nama dua substituen
Dua atom H pada cincin benzena diganti oleh dua atom atau gugus atom. Jika substituen letaknya berdekatan di C no.1 dan 2 dinamakan posisi orto. Jika substituen letaknya terhalang oleh satu atom C dinamakan posisi meta (atom C di No. 1 dan 3) Jika substituen letaknya terhalang oleh dua atom C dinamakan posisi para (atom C di no.1 dan 4).
Hanya satu monobromobenzena atau monoklorobenzena yang pernah diisolasi; artinya tidak ada isomer yang diperoleh dari kedua reaksi tersebut. Ini menyiratkan bahwa keenam hidrogen pada benzena mestinya setara secara kimia. Hidrogen manapun yang digantikan oleh bromin, kita memperoleh monobromobenzena yang sama.
Teori orbital, juga bermanfaat dalam menjelaskan struktur benzena. Setiap atom karbon pada benzena hanya berhubungan dengan tiga atom lain (dua karbon dan satu hidrogen). Jadi, setiap atom karbon terhibridisasi sp2, seperti pada etilena. Dua orbital sp2 pada setiap atom karbon bertumpang-tindih dengan orbital yang serupa dari atom karbon disebelahnya membentuk ikatan sigma pada cincin heksagonal. Orbital sp2 yang ketiga dari setiap karbon bertumpang-tindih dengan orbital 1s dari hidrogen membentuk ikatan sigma. Tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh tiga orbital sp2 pada setiap karbon terdapat orbital p yang mengandung satu elektron, yaitu elektron valensi keempat. Orbital p pada keenam atom karbon dapat bertumpang-tindih secara lateral membentuk orbital pi yang menciptakan satu cincin atau awan elektron diatas dan di bawah bidang cincin. Bangun cincin benzena dari enam karbon terhibridisasi sp2 ditampilkan secara skematis pada gambar dibawah ini. Model ini menjelaskan tentang keplanaran benzena.
Hidrogenasi ikatan rangkap karbon-karbon merupakan reaksi eksotermik. Banyaknya energi (kalor) yang dilepas ialah sekitar 26 sampai 30 kkal/mol untuk setiap ikatan rangkap. Nilai tepatnya bergantung pada substituen yang melekat pada ikatan rangkap. Bila dua ikatan rangkap dalam suatu molekul dihidrogenasi, besar kalor yang dilepaskan adalah dua kalinya, dan seterusnya.
Pada benzena, dapat diketahui bahwa beberapa substituen (misalnya OH dan CH3) mempercepat reaksi, dan substituen lain (Cl dan NO2) menghalangi reaksi. Kita tahu dari bukti lain bahwa gugus hidroksil dan metil lebih bersifat pendonor elektron dibandingkan hidrogen, sedangkan gugus kloro dan nitro lebih bersifat penarik elektron dibandingkan dengan hidrogen.
Pengamatan ini juga mendukung mekanisme elektrofilik pada substitusi. Jika laju reaksi bergantung pada serangan elektrofilik artinya pencari elektron pada cincin aromatik, maka substituen yang bersifat pendonasi elektron ke cincin akan meningkatkan rapatan elektronnya, dan dengan demikian mempercepat reaksi, substituen yang bersifat menarik elektron dari cincin akan menurunkan rapatan elektron dalam cincin dan dengan begitu memperlambat reaksi. Pola reaktivitas ini tepat seperti yang teramati, tidak saja dengan nitrasi tetapi juga dengan semua reaksi substitusi aromatik elektrofilik. Suatu substituen dianggap sebagai pengaktif (aktivating) jika lajunya lebih cepat dan pendeaktif (deactivating) jika lajunya lebih lambat daripada reaksinya pada benzena.
Dalam semua gugus pengarah meta, atom berhubungan dengan cincin membawa muatan positif penuh atau parsial dan dengan demikian akan menarik elektron dari cincin. Semua pengarah meta dengan demikian juga merupakan gugus pendeaktif cincin. Sebaliknya, gugus pengarah orto, para pada umumnya memasuk elektron ke cincin dan dengan demikian merupakan pengaktif cincin. Pada halogen (F, Cl, Br, dan I) kedua efek yang berlawanan ini mengakibatkan pengecualian pada aturan tersebut. Karena bersifat sebagai penarik elektron kuat, halogen merupakan pendeaktif cincin, namun karena adanya pasangan elektron bebas, maka halogen ialah pengarah orto, para. Sejumlah besar senyawa dapat dibuat dari zat-zat dengan cincin benzena yang digabungkan. Yang paling terkenal dari senyawa semacam ini adalah naftalena, yang digunakan dalam kamper. Senyawa ini dan banyak senyawa serupa lainnya terdapat dalam aspal cair. Beberapa senyawa dengan beberapa cincin merupakan karsinogen yang kuat-senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker pada manusia dan binatang.

Masalah :
Tatanama Benzena yaitu : monosubstitusi (satu sustituen), disubstitusi (dua substituen) dan polisubstitusi (lebih dari dua substituen).dapatkan anda membantu saya untuk menjelaskan bagaimana tatanama benzena seperti di atas?

 



 



8 komentar:

  1. assalamu'alaikum wr. wb.

    saya akan mencoba menjawab sedikit dari permasalahsn di atas.

    Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik dan asilasi dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts.
    referensi : id. wikipedia.org

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab
    dalam sistem nama IUPAC,cincin benzena dianggap sebagai induk. gugus alkil (R),halogen (X) atau nitro (NO2) yang terikat pada benzena tersebut dinamai bentuk awalan pd benzena (monosubstitusi)
    jika terdapat dua substituen,maka posisi substituen dinyatakan dengan awalan o(orto) untuk posisi substituen pd atom C nomor 1 dan 2,awalan m(meta) untuk posisi 1 dan 3 kemudian p (para) untuk posisi 1 dan 4 ,contoh : o-dibromobenzena,m-kloroanilina dan p-nitrofenol
    jika terdapat tiga substituen atau lebih,maka sistem o,m,p tdk berlaku lg. dlm hal ini,posisi substituen dinyatakan dg angka dan penamaannya disusun menurut abjad
    kira2 jwbn nya begitu,smg membantu :D

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. menurut artikel dan sumber yang saya baca, Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.

    Benzena polisubstitusi : Apabila terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin benzena, maka posisinya masing-masing ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus, maka diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua substituen tidak memberikan nama khusus, posisinya dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan nama benzena. semoga bisa sedikit membantu kawand... :)

    BalasHapus
  5. a. Benzena monosubstitusi adalah benzena dengan 1 substituen alkil.
    Penamaan benzena monosubstitusi menurut IUPAC adalah dengan menyebutkan nama alkil disertai akhiran benzena.

    Contoh :etil benzena

    b. Benzena disubstitusi merupakan benzena dengan 2 substituen alkil. Apabila benzena mengikat 2 substituen, maka kemungkinan memiliki 3 isomer struktur, antara lain: Posisi 1,2 disebut posisi ortho Posisi 1,3 disebut posisi meta.

    Penentuan nama benzena disubstitusi antara lain:

    1) Menentukan posisi substituen (posisi 1,2/1,3/1,4)

    2) Menentukan nama substituen dalam urutan alfabetnya

    3) Menambahkan akhiran benzena.

    c. Benzena polisubstitusi

    Benzena polisubstitusi adalah benzena yang terdiri dari 3/lebih substituen.
    Adapun tatanama benzena polisubstitusi adalah :

    1) Menyebutkan semua substituen yang terikat beserta nomornya (urutan penomoran substituen sesuai alphabet dan dari angka yang terkecil).

    2) Menambahkan kata “benzena” sebagai akhiran.

    begitulah penjelasan singkatnya,, ^_^

    BalasHapus
  6. saya akan mencoba menjawab sedikit permasalahan di atas:
    tata nama benzena menurut literatur yang saya dapat yaitu Penamaan benzena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut:

    1. Jika hanya terdapat 1 substituen maka penamaannya dilakukan dengan cara menyebutkan nama gugus substituennya diikuti dengan kata ‘benzena’ dan apabila terdapat dua substituen atau lebih, tentukan gugus utama dan gugus substituennya.
    2. Berilah nomor pada atom C dalam cincin benzena dengan mengatur agar penjumlahan nomor posisi gugus substituen memiliki jumlah sekecil mungkin.
    3. Sebutkan nomor dan nama substituen diikuti dengan nama gugus utamanya.

    Penomoran untuk benzena yang memiliki 2 substituen dapat diganti dengan awalan o (orto = substituen pada posisi 1,2), m (meta = substituen pada posisi 1,3) dan p (para = substituen pada posisi 1,4)

    BalasHapus
  7. Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.

    -Mekanisme reaksi terjadi melalui dua tahap reaksi. Tahap pertama berjalan dengan lambat yang merupakan tahap penentu laju reaksi, dimana elektrofil mulai membentuk ikatan sigma dengan cincin benzen yang kemudian membentuk keadaan intermediet berupa ion benzenonium. Tahap kedua, hilangnya proton pada keadaan intermediet sehingga menghasilkan benzen tersubstitusi.

    Penamaan benzena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut:

    Jika hanya terdapat 1 substituen maka penamaannya dilakukan dengan cara menyebutkan nama gugus substituennya diikuti dengan kata ‘benzena’ dan apabila terdapat dua substituen atau lebih, tentukan gugus utama dan gugus substituennya.
    Berilah nomor pada atom C dalam cincin benzena dengan mengatur agar penjumlahan nomor posisi gugus substituen memiliki jumlah sekecil mungkin.
    Sebutkan nomor dan nama substituen diikuti dengan nama gugus utamanya.

    Penomoran untuk benzena yang memiliki 2 substituen dapat diganti dengan awalan o (orto = substituen pada posisi 1,2), m (meta = substituen pada posisi 1,3) dan p (para = substituen pada posisi 1,4).
    penamaan benzena polisubstituen:Jika terdapat tiga atau lebih substituen pada cincin benzena, sistem ±o,-m,-p, tidak digunakan lagi, maka harus digunakan bilangan.Seperti dalam penomoran senyawa organik rantai lurus. Cicin benzena dinomori sedemikian sehingga nomor-nomor gugus prioritas itu bernomor serendah mungkin. Jika suatu benzena tersubstitusi, misalnya anilia atautoluena digunakan sebagai induk, substituen utama pada cincin di beri nomor 1.

    BalasHapus
  8. Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincing benzen (arene). Untuk mempermudah sebelumnya kita akan melihat hanya pada cincin benzen.

    Ini yang perlu anda mengerti untuk mekanisme substitusi elektrofilik:
    •Benzen, C6H6, adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing terikat pada hidrogen.
    •Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar cincin.(lihat gambar).
    •Keberadaan dari elektron yang terdelokaslisasi ,embuat benzen stabil.
    •Benzen memolak reaksi adisi sebab akan mengakibatkan hilangnya delokalisasi yang membuat hilangngnya stabilisasi.
    •Benzen dilambangkan dengan simbol berikut ini, dimana cincin melambangkan elektron yang terdelokalisasi dan setiap sudut dari segienam merupakan atom karbon yang berikatan dengan hidrogen

    Reaksi substitusi elektrofilik diakibatkan oleh ion positif

    BalasHapus