HIDROKARBON
AROMATIK
hidrokarbon
aromatik merupakan hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan
atau ikatan ganda di antara atom-atom karbonnya. Konfigurasi 6 atom karbon pada
senyawa aromatik dikenal dengan cincin benzena. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik
atau polisiklik. Senyawa
hidrokarbon aromatik, meliputi; benzena, toluen, etil benzen, xylen(sebagai
BTEX), fenol dan kresol. Senyawa – senyawa ini berbasiskan pada gugusan cincin
yang tersusun oleh enam atom karbon. Senyawa aromatik ditandai dengan sifat ikatan
antar atom karbon dalam cincin, yaitu ikatan tunggal dan ikatan ganda.
Struktur
utama senyawa aromatik yang menjadi dasar sifat-sifat kimianya adalah cincin
benzena. Cincin benzena biasa digambarkan sebagai segi-enam beraturan dengan
tiap sudut ditempati oleh atom C yang mengikat satu atom H dan ikatan rangkap
yang berselang-seling antara dua atom C yang berurutan (lihat gambar di bawah
ini). Gambaran ini sempat menguasai senyawa aromatik untuk beberapa puluh tahun
sebelum akhirnya diubah karena sifat-sifat utama ikatan rangkap tidak tampak
pada gambaran struktur benzena sebelumnya. Hidrokarbon aromatik banyak pula
terdapat dalam minyak bumi.
Contoh senyawa hidrogen aromatik sebagai berikut :
Hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung
paling tidak satu cincin benzena. Senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom
nonkarbon dalam struktur cincinnya dan polimer molekul rantai panjang gugus
berulang. Benzena (C6H6) adalah hidrokarbon induk dari
senyawa yang sangat stabil yang dikenal sebagai senyawa aromatik. Dalam
benzena, menyiratkan struktur yang sangat tak jenuh. Misalnya, bandingkan
jumlah hidrogennya dengan heksana, C6H14, atau
sikloheksana C6H12, yang keduanya memiliki enam karbon
tetapi jenuh.
Meskipun rumus molekulnya demikian, benzena pada
umumnya tidak berperilaku seperti senyawa tak jenuh. Misalnya, senyawa ini
tidak menghilangkan warna larutan bromin seperti layaknya alkena dan alkuna,
atau mudah dioksidasi oleh kalium permanganat. Benzena juga tidak menjalani
reaksi adisi yang khas untuk alkena atau alkuna. Sebaliknya, reaksi utama
benzena ialah substitusi. Contohnya bila diolah dengan bromin dengan bantuan
feri bromida sebagai katalis, benzena menghasilkan bromobenzena dan hidrogen
bromida.
Menurut
Friedrich August Kekule, Jerman (1865), struktur Benzena dituliskan sebagai
cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan
tiga buah ikatan rangkap yang berselang seling. Benzena tidak sama dengan
bensin. Benzena merupakan senyawa golongan aromatik dikenal aromatik karena
berbau sedap, sedangkan bensin merupakan campuran senyawa alkana.
Tatanama Benzena yaitu : monosubstitusi (satu
sustituen), disubstitusi (dua substituen) dan polisubstitusi (lebih dari dua
substituen). Benzena mudah disubstitusi, Reaksi substitusi pada Benzena
diantaranya substitusi aromatik elektrofilik. Substitusi pertama terdiri dari
Halogenasi, Nitrasi, Sulfonasi, Alkilasi dan Asilasi.Substitusi kedua, yaitu
Benzena monosubstitusi mengalami lagi substitusi, sehingga menghasilkan
disubstitusi, dimana produk disubstitusi tergantung pada substituen pengarah
orto,meta dan para.
a.
Tata
nama satu substituen
Cl
OH
CH3 Kloro benzena Hidroksi benzena Metil benzena
Fenil klorida Fenil alkohol Toluen
Fenol
NO2 NH2
Nitro benzena Amino benzena
Fenil Amina
Anilina
b.
Tata
nama dua substituen
Dua atom H pada cincin benzena diganti oleh dua
atom atau gugus atom. Jika substituen letaknya berdekatan di C no.1 dan 2
dinamakan posisi orto. Jika substituen letaknya terhalang oleh satu atom C
dinamakan posisi meta (atom C di No. 1 dan 3) Jika substituen letaknya
terhalang oleh dua atom C dinamakan posisi para (atom C di no.1 dan 4).
Hanya satu monobromobenzena atau monoklorobenzena
yang pernah diisolasi; artinya tidak ada isomer yang diperoleh dari kedua
reaksi tersebut. Ini menyiratkan bahwa keenam hidrogen pada benzena mestinya
setara secara kimia. Hidrogen manapun yang digantikan oleh bromin, kita
memperoleh monobromobenzena yang sama.
Teori orbital, juga bermanfaat dalam menjelaskan
struktur benzena. Setiap atom karbon pada benzena hanya berhubungan dengan tiga
atom lain (dua karbon dan satu hidrogen). Jadi, setiap atom karbon
terhibridisasi sp2, seperti pada etilena. Dua orbital sp2 pada setiap atom
karbon bertumpang-tindih dengan orbital yang serupa dari atom karbon
disebelahnya membentuk ikatan sigma pada cincin heksagonal. Orbital sp2 yang
ketiga dari setiap karbon bertumpang-tindih dengan orbital 1s dari hidrogen
membentuk ikatan sigma. Tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh tiga orbital
sp2 pada setiap karbon terdapat orbital p yang mengandung satu elektron, yaitu
elektron valensi keempat. Orbital p pada keenam atom karbon dapat
bertumpang-tindih secara lateral membentuk orbital pi yang menciptakan satu
cincin atau awan elektron diatas dan di bawah bidang cincin. Bangun cincin
benzena dari enam karbon terhibridisasi sp2 ditampilkan secara skematis pada gambar
dibawah ini. Model ini menjelaskan tentang keplanaran benzena.
Hidrogenasi ikatan rangkap karbon-karbon
merupakan reaksi eksotermik. Banyaknya energi (kalor) yang dilepas ialah
sekitar 26 sampai 30 kkal/mol untuk setiap ikatan rangkap. Nilai tepatnya bergantung
pada substituen yang melekat pada ikatan rangkap. Bila dua ikatan rangkap dalam
suatu molekul dihidrogenasi, besar kalor yang dilepaskan adalah dua kalinya,
dan seterusnya.
Pada benzena, dapat diketahui bahwa beberapa
substituen (misalnya OH dan CH3) mempercepat reaksi, dan substituen lain (Cl
dan NO2) menghalangi reaksi. Kita tahu dari bukti lain bahwa gugus hidroksil
dan metil lebih bersifat pendonor elektron dibandingkan hidrogen, sedangkan
gugus kloro dan nitro lebih bersifat penarik elektron dibandingkan dengan
hidrogen.
Pengamatan ini juga mendukung mekanisme
elektrofilik pada substitusi. Jika laju reaksi bergantung pada serangan
elektrofilik artinya pencari elektron pada cincin aromatik, maka substituen
yang bersifat pendonasi elektron ke cincin akan meningkatkan rapatan
elektronnya, dan dengan demikian mempercepat reaksi, substituen yang bersifat
menarik elektron dari cincin akan menurunkan rapatan elektron dalam cincin dan
dengan begitu memperlambat reaksi. Pola reaktivitas ini tepat seperti yang
teramati, tidak saja dengan nitrasi tetapi juga dengan semua reaksi substitusi
aromatik elektrofilik. Suatu substituen dianggap sebagai pengaktif (aktivating)
jika lajunya lebih cepat dan pendeaktif (deactivating) jika lajunya lebih
lambat daripada reaksinya pada benzena.
Dalam semua gugus pengarah meta, atom berhubungan
dengan cincin membawa muatan positif penuh atau parsial dan dengan demikian
akan menarik elektron dari cincin. Semua pengarah meta dengan demikian juga
merupakan gugus pendeaktif cincin. Sebaliknya, gugus pengarah orto, para pada
umumnya memasuk elektron ke cincin dan dengan demikian merupakan pengaktif
cincin. Pada halogen (F, Cl, Br, dan I) kedua efek yang berlawanan ini
mengakibatkan pengecualian pada aturan tersebut. Karena bersifat sebagai
penarik elektron kuat, halogen merupakan pendeaktif cincin, namun karena adanya
pasangan elektron bebas, maka halogen ialah pengarah orto, para. Sejumlah besar
senyawa dapat dibuat dari zat-zat dengan cincin benzena yang digabungkan. Yang
paling terkenal dari senyawa semacam ini adalah naftalena, yang digunakan dalam
kamper. Senyawa ini dan banyak senyawa serupa lainnya terdapat dalam aspal
cair. Beberapa senyawa dengan beberapa cincin merupakan karsinogen yang
kuat-senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker pada manusia dan binatang.
Masalah :
Tatanama Benzena yaitu : monosubstitusi (satu
sustituen), disubstitusi (dua substituen) dan polisubstitusi (lebih dari dua
substituen).dapatkan anda membantu saya untuk menjelaskan bagaimana tatanama benzena seperti di atas?Masalah :
assalamu'alaikum wr. wb.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab sedikit dari permasalahsn di atas.
Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik dan asilasi dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts.
referensi : id. wikipedia.org
saya akan mencoba menjawab
BalasHapusdalam sistem nama IUPAC,cincin benzena dianggap sebagai induk. gugus alkil (R),halogen (X) atau nitro (NO2) yang terikat pada benzena tersebut dinamai bentuk awalan pd benzena (monosubstitusi)
jika terdapat dua substituen,maka posisi substituen dinyatakan dengan awalan o(orto) untuk posisi substituen pd atom C nomor 1 dan 2,awalan m(meta) untuk posisi 1 dan 3 kemudian p (para) untuk posisi 1 dan 4 ,contoh : o-dibromobenzena,m-kloroanilina dan p-nitrofenol
jika terdapat tiga substituen atau lebih,maka sistem o,m,p tdk berlaku lg. dlm hal ini,posisi substituen dinyatakan dg angka dan penamaannya disusun menurut abjad
kira2 jwbn nya begitu,smg membantu :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut artikel dan sumber yang saya baca, Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.
BalasHapusBenzena polisubstitusi : Apabila terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin benzena, maka posisinya masing-masing ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus, maka diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika semua substituen tidak memberikan nama khusus, posisinya dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan nama benzena. semoga bisa sedikit membantu kawand... :)
a. Benzena monosubstitusi adalah benzena dengan 1 substituen alkil.
BalasHapusPenamaan benzena monosubstitusi menurut IUPAC adalah dengan menyebutkan nama alkil disertai akhiran benzena.
Contoh :etil benzena
b. Benzena disubstitusi merupakan benzena dengan 2 substituen alkil. Apabila benzena mengikat 2 substituen, maka kemungkinan memiliki 3 isomer struktur, antara lain: Posisi 1,2 disebut posisi ortho Posisi 1,3 disebut posisi meta.
Penentuan nama benzena disubstitusi antara lain:
1) Menentukan posisi substituen (posisi 1,2/1,3/1,4)
2) Menentukan nama substituen dalam urutan alfabetnya
3) Menambahkan akhiran benzena.
c. Benzena polisubstitusi
Benzena polisubstitusi adalah benzena yang terdiri dari 3/lebih substituen.
Adapun tatanama benzena polisubstitusi adalah :
1) Menyebutkan semua substituen yang terikat beserta nomornya (urutan penomoran substituen sesuai alphabet dan dari angka yang terkecil).
2) Menambahkan kata “benzena” sebagai akhiran.
begitulah penjelasan singkatnya,, ^_^
saya akan mencoba menjawab sedikit permasalahan di atas:
BalasHapustata nama benzena menurut literatur yang saya dapat yaitu Penamaan benzena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut:
1. Jika hanya terdapat 1 substituen maka penamaannya dilakukan dengan cara menyebutkan nama gugus substituennya diikuti dengan kata ‘benzena’ dan apabila terdapat dua substituen atau lebih, tentukan gugus utama dan gugus substituennya.
2. Berilah nomor pada atom C dalam cincin benzena dengan mengatur agar penjumlahan nomor posisi gugus substituen memiliki jumlah sekecil mungkin.
3. Sebutkan nomor dan nama substituen diikuti dengan nama gugus utamanya.
Penomoran untuk benzena yang memiliki 2 substituen dapat diganti dengan awalan o (orto = substituen pada posisi 1,2), m (meta = substituen pada posisi 1,3) dan p (para = substituen pada posisi 1,4)
Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.
BalasHapus-Mekanisme reaksi terjadi melalui dua tahap reaksi. Tahap pertama berjalan dengan lambat yang merupakan tahap penentu laju reaksi, dimana elektrofil mulai membentuk ikatan sigma dengan cincin benzen yang kemudian membentuk keadaan intermediet berupa ion benzenonium. Tahap kedua, hilangnya proton pada keadaan intermediet sehingga menghasilkan benzen tersubstitusi.
Penamaan benzena berdasarkan aturan IUPAC adalah sebagai berikut:
Jika hanya terdapat 1 substituen maka penamaannya dilakukan dengan cara menyebutkan nama gugus substituennya diikuti dengan kata ‘benzena’ dan apabila terdapat dua substituen atau lebih, tentukan gugus utama dan gugus substituennya.
Berilah nomor pada atom C dalam cincin benzena dengan mengatur agar penjumlahan nomor posisi gugus substituen memiliki jumlah sekecil mungkin.
Sebutkan nomor dan nama substituen diikuti dengan nama gugus utamanya.
Penomoran untuk benzena yang memiliki 2 substituen dapat diganti dengan awalan o (orto = substituen pada posisi 1,2), m (meta = substituen pada posisi 1,3) dan p (para = substituen pada posisi 1,4).
penamaan benzena polisubstituen:Jika terdapat tiga atau lebih substituen pada cincin benzena, sistem ±o,-m,-p, tidak digunakan lagi, maka harus digunakan bilangan.Seperti dalam penomoran senyawa organik rantai lurus. Cicin benzena dinomori sedemikian sehingga nomor-nomor gugus prioritas itu bernomor serendah mungkin. Jika suatu benzena tersubstitusi, misalnya anilia atautoluena digunakan sebagai induk, substituen utama pada cincin di beri nomor 1.
Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincing benzen (arene). Untuk mempermudah sebelumnya kita akan melihat hanya pada cincin benzen.
BalasHapusIni yang perlu anda mengerti untuk mekanisme substitusi elektrofilik:
•Benzen, C6H6, adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing terikat pada hidrogen.
•Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar cincin.(lihat gambar).
•Keberadaan dari elektron yang terdelokaslisasi ,embuat benzen stabil.
•Benzen memolak reaksi adisi sebab akan mengakibatkan hilangnya delokalisasi yang membuat hilangngnya stabilisasi.
•Benzen dilambangkan dengan simbol berikut ini, dimana cincin melambangkan elektron yang terdelokalisasi dan setiap sudut dari segienam merupakan atom karbon yang berikatan dengan hidrogen
Reaksi substitusi elektrofilik diakibatkan oleh ion positif