REAKSI-REAKSI
OKSIDATIF PADA HIDROKARBON DAN REAKSI-REAKSI ASAM BASA SENYAWA ORGANIK
REAKSI-REAKSI
OKSIDATIF PADA HIDROKARBON
Reaksi
Oksidasi juga disebut terbakar reaksi. Oksidasi yang tidak lengkap ditandai
dengan nyala api merah dan ada jelaga. Jelaga terbakar
atom. Hanya
beberapa bagian dari senyawa alkena dan alkuna yang terbakar sepenuhnya.Hal ini
disebabkan oleh atom karbon yang lebih tinggi dalam alkena dan alkuna dari yang
di alkana.Hasil karbon yang lebih tinggi lebih banyak oksigen diperlukan untuk
membakar.
Contoh:
Fe2+ → Fe3+ + e−
H2O2 + 2 e− → 2 OH−
Keseluruhan persamaan:
2 Fe2+ + H2O2 + 2 H+ → 2 Fe3+ + 2
H2O
1. Oksidasi pada Alkana
Reaksi Oksidasi pada Senyawa
Hidrokarbon, Suatu senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan
karbon dioksida dan air disebut dengan reaksi pembakaran. Perhatikan persamaan
reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon berikut.
Reaksi pembakaran tersebut, pada
dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada senyawa metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua senyawa tersebut harus
memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa
metana adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa karbon
dioksida adalah +4. Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida
meningkat (mengalami oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa
metana menurun.
2. Oksidasi pada Alkena: Hidroksilasi
dan Pemutusan Ikatan
Hidroksilasi AlkenaMerupakan peristiwa adisi gugus –OH
pada kedua karbonikatan rangkap. Dapat terjadi dengan mereaksikan alkenadengan
osmium tetroksida. Reaksi terjadi secara
Syn
stereokimia dan menghasilkan 1,2-dialkohol, atau disebut diol.
Oksidasi
dengan Ozonolisis
Untuk reaksi ozonolisis, pasti akan terjadi pemutusan
rantai. Pemutusan Ikatan pada alkena, Pada pembahasan sebelumnya, reaksi adisi
pada alkena akan menghasilkan pemutusan salah satu ikatan rangkappada alkena
menghasilkan produk dengan karbon yangsemula berikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal.Akan tetapi, dengan menggunakan oksidator yang sangat kuat akan dapat
memutus kedua ikatan dalam ikatanrangkap alkena.Ozon (O3) biasanya digunakan
untuk memecah ikatanrangkap dalam alkena. Ozon dapat mengadisi dengan cepat
pada alkena membentuk intermediet molozonideyang dengan cepat pula mengalami
penataan ulangmembentuk ozonida. Ozonida kemudian diperlakukandengan reduktor
seperti logam zinc dalam asam asetatuntuk mengubahnya menjadi senyawa karbonil.
Hasil akhir ozonolisis adalah pecahnya ikatan rangkap C=C dan digantikan dengan
ikatan rangkap dengan oksigen.
Contoh
reaksi:
Reaksi ini dibagi menjadi 2, yaitu ozonolisis reduktif
dan oksidatif.
Dari gambar diatas, dapat kita simpulkan untuk reaksi
ozonolisis reduktif (Zn, H2O) akan menghasilkan produk hingga
tingkat karbonil saja (Aldehid dan Keton) sedangkan untuk reaksi ozonolisis
oksidatif (H2O2) akan menghasilkan produk hingga tingkat
asam karboksilat jika memungkinkan.
Sebagai
tambahan, perlu anda ketahui bahwa ozon adalah zat reaktif yang bersifat
karsogenik.
3. Oksidasi pada Alkuna
Pembakaran
alkuna melibatkan reaksi antara alkuna dengan oksigen. Reaksi ini bersifat
eksotermik. Sama halnya dengan alkena,Jika alkuna dibakar dengan oksigen
berlebih maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O.
2C2H2(g) +5O2(g)
–> 4CO2(g) +2H2O(g)
REAKSI-REAKSI
ASAM BASA SENYAWA ORGANIK
Klasifikasi asam-basa pada senyawa
organik pada umumnya mengikuti teori asam-basa Bronsted –Lowry. Penentuan
kekuatan asam-basa dapat dilihat dari arga pKa atau pKb nya. Yang perlu diingat
bahwa asam kuat akan menghasilkan basa konjugasi yang stabil, begitu juga
sebaliknya akan lebih kompleks. Kebanyakan asam adalah netral, maka basa
konjugasi dari sebagian besar asam bermuatan negatif, karena asam tersebut
kehilangan proton.
Asam organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom
hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang
pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada
metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada
atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus
karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan
karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang
bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil
alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui
resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh
keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa
konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, datu dari
bentuk resonannya menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkanmuatan
tersebut pada atom oksigen.
Basa Organik
Basa organik dicirikan dengan
adanya atom dengan pasanganelektron bebas yang dapat mengikat proton.
Senyawa-senyawa yangmengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh
basa organik,tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindaksebagai
basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perludicatat bahwa senyawa
yang mengandung atom oksigen dapatbertindak sebagai asam maupun basa,
tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alkohol dapat bertindak
sebagai asamketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika atom
oksigennya menerima proton.
Amina adalah
suatu senyawa yang mengandung gugusan amino. Gugusan aminomengandung nitrongen terikat kepada satu sampai
tiga atom karbon (tetapi bukan gugusankarbonil) dan sejumlah atom hidrogen
(tidak ada, satu atau dua). Apabila salah satu karbonyang terikat pada
atom nitorgen adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukanamina.Amina sangat penting dalam biokimia.
Misalnya serotonin, suatu senyawa yangdidapat
dalam sistem susunan saraf, mengirimkan impuls saraf dan mengerutkan
pembuluhdarah. Histamin adalah senyawa yang bertanggung jawab pada gejala
alergi.
Reaksi dari
Amina
A. Asilasi
Asilasi berarti substitusi dengan suatu gugusan asil. Asilasi nukleofilik
dari suatuamina, dimana aminanya kehilangan proton mendapatkan gugusan asil,
menghasilkan suatuamida
Senyawa yang
bereaksi dengan amina menghasilkan amida adalah ester, asam anhidrid,dan asam halide. Asam halide adalah yang paling reaktif dari ketiganya Karen
asam halidemempunyai gugusan
yang meninggalkan
terbaik, sedangkan ester adalah yang palingkurang reaktif
Asam nitrit mengalami berbagai reaksi dengan berbagai macam amina.
Alkil
amina tersier
bereaksi
dengan asam nitrit menghasilkan garam amina, seperti terjadi dengan asam apa saja.
Aril amina
tersier
mengalami reaksi substitusi aromatic elektrofilik menghasilkan senyawa nitroso, suatu senyawa yang mengandung guggusan nitroso
–N=O
Ami
sekunder
bereaksi dengan asam nitri menghasilkan N-nitrosoamina, biasanyadisebut nitrosamine, senyawa dengan
gugusan nitroso terikat kepada nitrogen dari amina.Banyak senyawa yang mengandung gugusan N-nitroso telah dibuktikan
karsinogenik pada bintang dalam laboratorium.
Alkil amina
primer
bereaksi
dengan asam nitrit membnetuk
garam
alkyl diazonium, R – N = N Cl-. Garam ini tidak stabil, kehilangan
nitrogen (N2, suatu gugusan meninggalkanterbaik), dan menghasilkan karbokation
yang tidak stabil ini kemudian mengalami reaksisubstitusi dan eliminasi menghasilkan campuran hasil reaksi.
Aril amina
primer
juga
bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan garam diazonium.Reaksi ini adalah yang
paling penting dari reaksi asam nitrit. Tidak seperti garam alkyldiazonium,
garam aril diazonium relative stabil jika disimpan dalam keadaan dingin.
Jikalarutan campuran reaksi dibiarkan menjadi hangat, ion diazoniumnya bereaksi
dengan air membentuk suatu fenol.
Permasalahan 1 :
reaksi
adisi pada alkena akan menghasilkan pemutusan salah satu ikatan rangkap pada
alkena menghasilkan produk dengan karbon yangsemula berikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Akan tetapi, dengan menggunakan oksidator yang sangat kuat akan
dapat memutus kedua ikatan dalam ikatan rangkap alkena.Ozon (O3) biasanya
digunakan untuk memecah ikatanrangkap dalam alkena. Ozon dapat mengadisi dengan
cepat pada alkena membentuk intermediet molozonide yang dengan cepat pula
mengalami penataan ulang membentuk ozonida. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Permasalahan
2 :
Asam nitrit mengalami berbagai reaksi dengan berbagai macam amina.
Alkil amina tersier bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan garam
amina, seperti terjadi dengan asam apa saja,
misalnya Alkil amina primer bereaksi dengan asam nitrit membentuk garam
alkyl diazonium, R – N = N Cl-. Garam ini tidak stabil, kehilangan
nitrogen (N2, suatu gugusan meninggalkan terbaik), dan menghasilkan karbokation
yang tidak stabil ini kemudian mengalami reaksi substitusi dan eliminasi menghasilkan campuran hasil reaksi. Apa yang
menyebabkan garam alkil diazonium kehilangan nitrogen sehingga garam menjadi
tidak stabil?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.2
BalasHapusAsam nitrit yang dibutuhkan pada reaksi harus dibuat dengan mereaksikan antara natrium nitrit dengan suatu asam. Hal ini dilakukan karena asam nitrit sangat tidak stabil. Asam nitrit sangat mudah teroksidasi menjadi asam nitrat oleh udara.
karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam yang tidak stabil dan mudah terurai maka garam diazonium yang terbentuk menjadi tidak stabil pula.
jika ada kekurangan mohon ditambahkan :)
untuk jawaban nomor 2,Reaksi antar amina primer dan asam nitrat ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentuk mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi sebaiknya dilakukan pada suhu dibawah 15 derajat C. hal ini yang menyebabkan garam diazonium kehilangan nitrogen.
BalasHapusmencoba menjawab pertanyaan no.2
BalasHapusmenuruy saya, yang manyebabkan garam alkil diazonium menjadi tidak stabil adalah karena hilangnya nitrogen dari garam diazonium pada peristiwa degradasi yang membentuk fanol dan nitrogen yang dilakukan paa suhu yang tiak ssuai.
saya akan menvoba menjawab:amina primer yang bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan garam diazonium. Reaksi ini adalah yang paling penting dari reaksi asam nitrit. Garam alkil diazonium relative stabil jika disimpan dalam keadaan dingin. Jika larutan campuran reaksi dibiarkan menjadi hangat, ion diazoniumnya bereaksi dengan air membentuk suatu fenol dan kehilangan nitrogen, sehingga membuat nya tidak stabil
BalasHapustolong agar jawaban saya di sempurnakan lagi, terima kasih
saya sependapat dengan saudari novi charani, menurut literatur yg saya baca Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15 derajat celcius..
BalasHapusproses ini biasanya terdapat dalam titrasi nitrimetri yaitu merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O
Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.